
Sambut Lebaran dengan Memaafkan Meski Beda Agama
Jakarta –
Hari Raya semakin dekat. Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk membuka hati dan memaafkan mereka yang telah berbuat salah kepada kita? Ustadz mengatakan bahwa momen Hari Raya bukan hanya waktu yang tepat untuk memaafkan sesama muslim, tapi juga untuk memaafkan kesalahan sesama mukmin.
KH Taufik Damas, Wakil Ketua Syariah PWNU DKI Jakarta, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya meminta maaf saat lebaran, guna menyempurnakan puasa yang kita lakukan di bulan Ramadhan. Bukan hanya karena Idul Fitri adalah hari di mana semua umat Islam yang menjalankan puasa kembali ke kesucian, tetapi dengan meminta maaf kita bisa lebih dekat dengan ciri-ciri orang yang saleh.
Sebagai anjuran untuk meningkatkan upaya takwa, Taufik mengutip ayat Alquran Surat Ali Imran ayat 33 yang salah satunya adalah memohon ampunan kepada Allah SWT dengan mengakui kesalahan dalam hidup atau kekurangan dalam ibadah. Selain itu, ayat tersebut juga menyatakan bahwa Allah telah menyiapkan surga yang luas bagi orang-orang yang bertakwa. Salah satu upaya mencapai ketakwaan adalah melalui puasa.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Puasa itu jadi orang yang shaleh. Budaya yang baik itu seperti beli baju baru di hari raya, memberi uang, tidak masalah. Tapi yang terpenting kita manfaatkan lebaran itu untuk memaafkan karena itu tanda orang saleh,” kata Taufik. .
“Pengampunan disini tidak termasuk orang yang berbeda agama, karena dalam Islam orang harus dihormati apapun agamanya. Jangan berpikir karena kita berbeda agama maka kita boleh menyakiti orang yang berbeda agama. Dalam Islam tegasnya ‘Jangan menghina ibadah orang lain, orang lain’ akan disakiti, dia akan membalas dengan menghina Tuhan, menghina agama kita,” lanjutnya.
Pemaaf adalah salah satu ciri orang yang bertakwa. Dengan memaafkan, puasa kita akan lebih sempurna. Selain itu, diharapkan setelah berpuasa kita berkembang menjadi sosok manusia yang lebih baik lagi dalam berbagai unsur. Puasa juga diharapkan membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang dermawan sebagai ciri lain dari orang-orang yang saleh.
Di akhir tausiyahnya, seperti terlihat dalam acara Open Inspiration BKN PDI Perjuangan, KH Taufik Damas, Lc menekankan pentingnya menjaga nama baik Islam sebagai agama yang ‘rahmatan lil alamin’. Hal itu bisa kita wujudkan dengan menjaga kerukunan dan perdamaian antar umat beragama dengan membuka diri dan memberi maaf. Jadi penting saat Idul Fitri kita berhubungan dengan siapa saja.
“Dosa kita, kesalahan kita, kepada siapapun (walaupun berbeda agama) kita harus meminta maaf. Karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Kita harus bersyukur bahwa di Indonesia ada budaya halal bi halal, saling ziarah. Itu budaya yang baik , tidak apa-apa kok. Mengisi lebaran dengan hal-hal yang sederhana, silaturahmi itu sangat bermanfaat, membawa pahala dan keberkahan dalam hidup,” tutupnya.
(aay / ingin)