
Muncul Kasus Bayi Alami Rusak Otak gegara Corona Masuk Plasenta Ibu saat Hamil
Jakarta –
Baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkap kasus pertama bayi menderita kerusakan otak akibat virus Corona yang masuk ke plasenta ibu saat hamil. Kasus ini dialami kedua bayi yang lahir dari ibu muda yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada trimester kedua saat puncak varian Delta 2021.
Mengacu pada studi University of Miami yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, saat mereka lahir, kedua bayi tersebut mengalami kejang. Mereka kemudian mengalami keterlambatan perkembangan yang signifikan. Satu anak meninggal pada usia 13 bulan sementara yang lain dirawat di rumah sakit.
Seorang ahli neonatologi dan asisten profesor pediatri di universitas, Dr Merline Benny, mengatakan bayi-bayi ini tidak ditemukan positif COVID-19 karena mereka terinfeksi langsung, tetapi memiliki antibodi COVID-19 tingkat tinggi dalam darahnya. Kemungkinan besar, virus ini ditularkan dari ibu ke bayinya melalui plasenta.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Benny melaporkan, tim peneliti menemukan bukti adanya virus di plasenta kedua ibu tersebut. Otopsi lebih lanjut menemukan jejak COVID-19 di otak bayi, menunjukkan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kudis.
Kedua ibu tersebut juga dinyatakan positif COVID-19. Salah satunya memiliki gejala ringan dan melahirkan bayi sebulan setelah terpapar, sementara ibu lainnya mengalami gejala yang sangat parah sehingga dokter harus melahirkan bayinya pada usia kehamilan 32 minggu.
Menurut peneliti, dokter telah memperingatkan kemungkinan kerusakan otak bayi. Namun, penelitian baru ini merupakan bukti pertama adanya kasus virus Corona yang ditularkan dari plasenta ibu ke otak bayi.
Virus lain yang diketahui menyebabkan kerusakan otak pada janin adalah Cytomegalovirus, Rubella, HIV dan Zika.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat menunjukkan virus di organ janin dengan saluran transplasenta,” kata kepala kebidanan dan ginekologi di University of Miami, Dr Michael Paidas, dikutip dari New York Post, Senin. (10/10). 4/2023).
Spesialis kebidanan dan ginekologi di universitas tersebut, Dr Shahnaz Duara menjelaskan, wanita yang tertular COVID-19 saat hamil perlu ke dokter untuk mengetahui potensi keterlambatan perkembangan anak.
“Kita tahu bahwa hal-hal bisa sangat halus sampai usia 7 atau 8 tahun sampai anak pergi ke sekolah,” katanya.
Tonton Video “Kasus Covid-19 di India Melonjak, 3.824 Infeksi Sehari”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/vyp)