
Kepastian Impor Beras Tunggu Hasil Panen Raya
Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Pangan Nasional (panas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan keputusan tersebut impor padi akan mempertimbangkan produksi panen raya pada bulan Maret hingga Mei.
“Hingga hari ini belum ada keputusan impor,” kata Arief di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (17/3).
Menurut Arif, kebijakan impor tidak terhindarkan jika produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan cadangan beras pemerintah (CBP).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan, pihaknya menargetkan 70 persen dari target 2,4 juta ton GST tahun ini dapat tercapai dari penyerapan pada musim panen raya.
Bulog kini masih berupaya menyerap beras di daerah-daerah yang menjadi sumber panen.
Sedangkan 30 persen sisanya akan terserap saat musim panen gadu yang biasanya terjadi setelah musim panen raya. Namun, hasil panen gadu cenderung lebih sedikit dibandingkan saat panen raya.
“Kalau nanti dalam proses target tidak tercapai karena produksi tidak mencukupi, harapan kita pasti impor, tapi kita bukan hobi impor, ini hanya ekspektasi,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi impor beras lagi sebanyak 500 ribu ton. Hal itu diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Menurut dia, pilihan impor beras sudah disepakati dalam rapat yang dipimpin Jokowi, meski belum mengetahui kapan impor akan dilakukan.
“Kemarin, dipimpin Presiden (Jokowi), kami putuskan kalau perlu bisa ditambah lagi 500.000 ton (beras),” kata Zulkifli dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (15/3).
Impor beras sebenarnya dilakukan pada Desember 2022. Kementerian Perdagangan memberikan izin kepada Perum Bulog untuk mengimpor 500 ribu ton beras sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Semua beras itu kini sudah masuk ke Indonesia.
Meski begitu, Zulkifli menyebut harga beras masih mahal. Padahal, data selama ini menunjukkan surplus produksi beras dalam negeri.
“Beras ini sampai saat ini belum berhasil kita kurangi, bahkan cenderung naik dan naik tidak sedikit, sudah melebihi Rp 1.000, padahal datanya kita surplus besar,” ujarnya.
Karena itu, dia mengaku khawatir dengan harga sembako jelang Ramadan. Pasalnya, harga beberapa bahan pokok masih tinggi, terutama beras.
[Gambas:Video CNN]
(fby/pta)