
Kata Komisi IX DPR RI soal Jutaan Warga RI Pilih Berobat di Luar Negeri
Jakarta –
Akhir-akhir ini ramai diberitakan bahwa setiap tahun jutaan masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri ketimbang di negaranya sendiri. Sebenarnya kenapa banyak orang rela pergi jauh ke negara lain untuk berobat, padahal di negara sendiri ada dokter dan rumah sakit?
Charles Honoris, Wakil Ketua Komisi IX DPR dan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Bidang Kesehatan, mengatakan banyaknya masyarakat Indonesia yang mengikuti wisata medis terkait dengan dibukanya titik masuk dan keluar negara sebagai akibat COVID-19. -19 situasi epidemi membaik.
“Sebenarnya kita berharap pandemi COVID kemarin ini menjadi peluang bagi rumah sakit di Indonesia untuk bisa meningkatkan kualitas. Karena pergerakan masyarakat terbatas. dibuka lagi, kita akan melihat banyak hal terjadi lagi. wisata medis ke negara tetangga,” ujarnya saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung RUU Kesehatan yang kini menjadi perbincangan banyak kalangan. Menurutnya nanti dalam UU tersebut salah satunya akan mengatur peningkatan kualitas tenaga kesehatan agar masyarakat Indonesia tidak perlu jauh-jauh berobat ke negara lain.
“Ke depan tentunya dengan berbagai pembenahan yang akan dilakukan melalui RUU Kesehatan ini, baik SDM di RUU Kesehatan, penambahan jumlah dokter, tenaga kesehatan yang berkualitas, termasuk misalnya memungkinkan warga Diaspora Indonesia untuk berpraktik di Indonesia. ,” jelas Charles.
“Kami berharap kualitas rumah sakit semakin meningkat, kualitas pelayanan kesehatan Indonesia semakin baik. Sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu terburu-buru berobat ke luar negeri. Kami mendukung itu. Industri rumah sakit tentu bisa merasakan manfaat dari transformasi tersebut,” ujarnya. lanjut.
Jika dilihat dari sisi pasien, kata Charles, sebagian besar keluhan yang muncul terkait dengan minimnya peralatan medis.
“Di Indonesia sendiri, pet scanner hanya ada dua di Jakarta, sedangkan populasi kita 280 juta. Hanya ada sekitar 50 cath lab untuk melayani sekitar 280 juta orang Indonesia. Jadi masih kurang dari segi akses pelayanan dan akses yang memadai. peralatan medis,” pungkasnya.
Simak video “Kecanduan Perawatan Kesehatan Bikin Pipi Bayi Bikin Ibu Menangis”
[Gambas:Video 20detik]
(naik naik)