
Geger COVID-19 Arcturus Picu Lonjakan Kasus di India, Epidemiolog Ungkap Hal Ini
Jakarta –
Baru-baru ini, India mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang signifikan. Dalam sehari, tercatat lebih dari 1.000 kasus COVID-19, dibandingkan dengan sekitar 300 kasus sebelumnya.
Peningkatan kasus COVID-19 di India diduga dipicu oleh varian baru COVID-19.Arcturus atau subvarian Omicron XBB 1.16.
Selain India, beberapa negara lain seperti AS, Singapura, dan Brunei Darussalam juga telah mengidentifikasi varian ini. Hal inilah yang membuat masyarakat khawatir subvarian ini akan masuk ke +62. Lantas, seberapa mematikan varian Arcturus ini?
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Dr. Iwan Ariawan MSPH mengatakan, COVID-19 Arcturus atau Omicron XBB 1.16 bukanlah varian yang perlu dikhawatirkan. Sebab, selama cakupan vaksinasi masyarakat masih tinggi, angka kematian masih terkendali.
“Pemantauan kita saat ini adalah case fatality rate atau angka kematian COVID-19 di Indonesia di bawah 1 persen. Artinya untuk satu penyakit rendah dan kita lihat masih di bawah 1 persen, sehingga terkendali,” kata dr Iwan.
“Virusnya masih ada tapi kita masih terkendali, artinya virus itu bukan masalah besar bagi kesehatan masyarakat kita,” pungkasnya.
infeksi Arcturus
dr. Iwan juga menjelaskan penularan Arcturus sama dengan varian COVID-19 lainnya. Subvarian Omicron ini dapat menular melalui droplet (cairan yang dikeluarkan saat bersin, batuk, bahkan berbicara).
“Penularannya masih sama karena virusnya masih sama dengan Omicron, karena Arcturus itu subvarian yang sebenarnya. Jadi sama dari kontak dekat ke tanah lalu droplet,” kata Dr Iwan.
Langkah pencegahan sub varian XBB 1.16 adalah dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selain itu, vaksinasi juga harus diselesaikan, baik dosis primer maupun booster untuk melindungi diri dari varian ini agar terhindar dari gejala yang berat.
“Efektifkah vaksinnya? Kalau kita melihat pengalaman kita dari vaksinasi yang sudah ada, vaksinasi masih efektif untuk mencegah COVID parah dan kematian,” ujar Dr. Ivan.
“Mungkin kita bisa tertular tapi tidak menjadi serius,” jelasnya.
Simak Video “Update Perkembangan Kasus Covid-19 Jelang Akhir Tahun 2022”
[Gambas:Video 20detik]
(hnu/matahari)