epicwin138
epicwin138
epicwin138
Buka Puasa Makan Gorengan? Boleh-boleh Saja Kok, Tapi Ini Catatannya

Buka Puasa Makan Gorengan? Boleh-boleh Saja Kok, Tapi Ini Catatannya

Read Time:1 Minute, 51 Second


Jakarta

Selain minuman manis, gorengan kerap menjadi pilihan menu berbuka puasa. Ukurannya yang kecil membuat gorengan menjadi pilihan untuk mengisi perut sebelum dilanjutkan dengan makan besar. Sebenarnya apakah gorengan diperbolehkan sebagai hidangan berbuka puasa?

Menurut ahli gizi Dr Christopher Adrian, M Gizi, SpGK dari Siloam Hospital TB Simatupang, boleh saja makan gorengan untuk berbuka puasa, asalkan hanya sesekali. Jumlah gorengan per penggunaan harus dibatasi. Makanan yang digoreng mengandung karbohidrat dan lemak yang tinggi, sehingga konsumsi berlebihan menimbulkan risiko penyakit.

“Kalau tiba-tiba makan gorengan saat perut kosong. Gorengan kan tinggi karbohidrat dan lemak. Perut mencerna ‘wow kok seharian kosong kalau diisi begini?’ Bahkan mungkin 1-2 kali tidak ada masalah. Tapi kalau seperti itu setiap hari, risiko kena GERD, maag, tambah parah,” ujar Dr Christopher saat ditemui detikcom di RS Siloam TB Simatupang, Jumat (17/10). ). /3/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Ia menambahkan, masyarakat biasanya makan sedikit gorengan saat berbuka puasa. Gorengan juga ditambah dengan sambal dan bumbu kacang agar lebih gurih dan menambah nafsu makan. Akibatnya, asupan kalori meningkat yang mungkin melebihi kebutuhan kalori harian.

“Harus dibatasi. Sekali-sekali tidak apa-apa. Soalnya tiap hari. Jam 6 buka puasa di kantor lagi. Sebulan kolesterolnya tidak kunjung membaik, semakin parah setelah puasa,” pungkasnya.

Dikutip dari WebMD, gorengan adalah makanan yang tinggi lemak, kalori, dan garam. Beberapa penelitian mengaitkan gorengan dengan masalah kesehatan serius seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

“Makanan yang digoreng dapat memengaruhi risiko penyakit ini melalui beberapa faktor risiko utama: obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Proses penggorengan diketahui dapat mengubah kualitas dan meningkatkan kandungan kalori makanan,” ujar Leah Cahill, PhD, asisten profesor di Universitas Dalhousie.

Makanan yang digoreng sering dimasak dengan minyak terhidrogenasi yang tinggi lemak trans. Banyak penjual menggunakan minyak ini karena memberi rasa dan kerenyahan pada makanan. Lemak trans meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatkan kemungkinan penyakit jantung.

Minyak terhidrogenasi terlalu tidak sehat untuk digunakan kembali, seperti yang sering dilakukan penjual gorengan. Minyak rusak dengan setiap penggorengan yang mengubah komposisinya dan menyebabkan lebih banyak minyak diserap ke dalam makanan. Perubahan komposisi ini meningkatkan kemungkinan kolesterol tinggi dan hipertensi.

Simak video “Tips dan Waktu Yang Baik Berolahraga Saat Puasa”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kepala SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi mengaku belum bisa memastikan kondisi ketiga ABK kapal MT Christin pengangkut BBM Pertamina yang kebakaran. Previous post 3 ABK Terjebak Kebakaran Kapal BBM Pertamina
Ramadan Verrell Bramasta: Keluarga dan Fokus Politik Next post Ramadan Verrell Bramasta: Keluarga dan Fokus Politik