Alasan Kemenkes Bantah STR Seumur Hidup Suburkan Dokter Abal-abal

Jakarta –

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI angkat bicara terkait rencana Surat Tanda Registrasi (STR) dokter dan tenaga kesehatan yang berlaku seumur hidup. Namun, produksi STR seumur hidup dikhawatirkan akan memperkaya praktek dokter dan penyembuh palsu.

Kekhawatiran tersebut ditepis oleh Dirjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI drg. Arianti Anaya. Dikatakannya, STR seumur hidup bukan berarti meniadakan pemenuhan kompetensi secara berkala.

“Jadi tidak benar jika ada rumor yang berhembus kuat bahwa STR seumur hidup akan memperkaya praktek dokter dukun atau dokter gegar otak atau dokter gadungan karena masih wajib mendapatkan sertifikat kompetensi melalui pemenuhan SKP seperti yang terjadi. sekarang,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (3/4/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Sehingga kualitasnya terjaga. Bedanya sertifikat kompetensi akan disertakan dengan sambungan SIP yang digunakan setiap 5 tahun sekali,” lanjutnya.

Persyaratan kompetensi akan ditanamkan dalam SIP melalui pemenuhan Satuan Angka Kredit (SKP) sebagaimana yang berlaku saat ini agar kualitas dokter dan tenaga kesehatan dapat terjaga.

Saat ini dokter dan tenaga kesehatan diharuskan mengurus perpanjangan STR dan SIP setiap 5 tahun sekali melalui berbagai jenjang birokrasi, verifikasi dan rekomendasi sehingga banyak dokter dan tenaga kesehatan yang merasa terbebani termasuk biaya yang dikeluarkan.

“Jadi nanti hanya SIP yang diperpanjang. Tujuan penyederhanaan perizinan ini agar dokter dan tenaga kesehatan tidak terbebani sehingga dapat menjalankan tugas mulianya dengan tenang,” ujar Ariani.

Simak Video “Kementerian Kesehatan Komentari Sentimen Kiky Saputri Terhadap Fasilitas Kesehatan Indonesia”
[Gambas:Video 20detik]
(kn/naf)